Thursday, 8 December 2011

Kentang Dan Dendam

Suatu Hari.......
Ada seorang guru SMP yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik ke sekolah.
Kemudian, dia meminta setiap anak untuk memasukkan satu kentang berukuran kelereng yang telah disediakan kedalam kantung untuk setiap orang yang berbuat salah pada mereka dan tak mau mereka maafkan. Kantung itu harus mereka bawa selama satu minggu.

Anak-anak pun diminta menuliskan nama orang itu dan tanggal kejadian pada kulit kentang dan kantung tersebut harus dibawa kemanapun mereka pergi selama satu minggu penuh. Kantung itu harus berada di sisi mereka saat tidur, di letakkan di meja saat mereka belajar, dan ditenteng saat berjalan. Menjadikan
kantung itu sebagai teman mereka. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, namun tidak sedikit juga yang memiliki plastik kelebihan beban.

Hari berganti hari kentang itu makin membusuk dan mengeluarkan bau yang tak
sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini.

Akhirnya, waktu satu minggu itupun selesai dan semua anak agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.


Dibalik cerita ini mungkin ada hikmahnya bahwa :
* Saat kita tidak mau memaafkan seseorang, maka rasanya itu seperti kita sedang membawa beban. Iya, membawa beban di dalam hati kita sendiri.

* Katanya Memberi maaf itu adalah hal yang lebih mudah dan ringan daripada membawa beban yang akan memperlambat pikiran dan gerak kita.

Iya, memperlambat pikiran yang seharusnya memikirkan hal lain dan harus terisi sebagian oleh siapa dan kenapa kita tidak memberi maaf.
Saat kita menyimpan dan memendam kemarahan, dendam, maka sebenarnya kita sedang membawa kebusukan dihati kita sendiri.

* Akan ada perasaan berat, tertekan, juga kegalauan menyelimuti hati kita dan ini adalah suatu penyakit. Segala sesuatu yang bisa dikatakan busuk, jika tidak segera dibuang, maka pada saatnya nanti akan dibuang beserta wadahnya.

Begitu pula dengan kita, jika kebencian itu tidak segera dibuang dari hati kita, maka kitalah yang akan dipinggirkan atau dikucilkan dari sekeliling kita.
Mungkin kita bisa berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, harus bisa kita sadari juga, bahwa pemberian itu, adalah hadiah buat diri kita sendiri.

Hadiah untuk sebuah kebebasan. Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedengkian hati.





*Ditranskrip dari akun FansPage Facebook Motivasi Hidup

No comments:

Post a Comment