Monday 12 November 2018

November Rain: Hutan Pinus Darmacaang

 

Memasuki awal bulan November, berbarengan disertai dengan disambutnya oleh musim penghujan. Ini mengingatkan saya pada sebuah lagu terpanjang dari Guns N' Roses yang berjdul "November Rain". Disaat musim penghujan seperti ini, akan lebih enak lagi bila dihadapkan dengan secangkir teh atau kopi, kemudian merapat dibalik jendela melihat gemerincik air yang jatuh ke bumi, ya, sambil ditemani dengan segenggam RIndu.

Hari sabtu kemarin, sahabat saya mengajak untuk menghabiskan akhir pekan pergi ke pantai. Saya menolaknya, karena sudah bosan bila harus pergi kesana lagi, tapi, saya akan ikut bila ke tempat lain asalkan tempat itu harus sejuk dan tenang. Akhirnya sahabat saya merekomendasikan sebuah tempat perbukitan yang tak cukup jauh dan saya baru pertama kali mendengarnya. Oke sepertinya menarik, saya pun meng-iya-kan nya untuk ikut, itu juga bila tidak hujan.

Beruntung, hari itu cerah, seperti mendukung kami untuk menghilangkan sejenak rasa penat dari rutinitas yang membosankan. Akhirnya kami pergi ke Objek wiasata yang bernama Hutan pinus Darmacaang, lebih tepatnya berada di Dusun Sorok, Desa Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis. Letaknya bisa ditempuh sekitar 15 menit dari Jalan Raya Nasional Cikoneng. Hutan pinus Darmacaang ini masuk dalam kawasan kaki Gunung Sawal dan termasuk kedalam wilayah milik perhutani.


Benar sekali, seperti yang saya inginkan, di tempat ini udaranya begitu sejuk, suasana yang nyaman dan tenang. Pohon pinus yang rindang dan menjulang tinggi seakan melambai pada kami agar duduk di bawahnya, atau memasang hammock yang dipasang diantara pohon pinus. Ada banyak tenda yang terpasang disana, seakan menambah warna tersendiri keindahan hutan pinus Darmacaang ini. Rupanya ada komunitas pecinta alam yang sengaja berkemah disini, saya mengira tenda-tenda itu disewakan.


Lelah dalam perjalanan membuat perut kami yang menabuh musik keroncong membawa langkah ke sebuah penjual makanan. Di area hutan pinus ini terdapat beberapa penjual makanan yang menawarkan kelezatan nasi liwet. Hidangan yang sempurna untuk menemani waktu bersantai di alam terbuka. Sebelumnya kami tidak tahu kalau penjual disana bisa menyediakan nasi liwet, alhasil kami hanya memesan mie rebus. Cocok rasanya menikmati makanan hangat di tempat yang sejuk seperti ini, pikir kami. Jika datang bersama keluarga akan lebih baik membwa bekal makanan sendiri biar tidak repot menunggu lama pesanan.

Sembari menunggu makanan kami siap, salah satu sahabat melihat seorang bapak berkaos hitam lusuh duduk di depan beberapa tikar dan hammock (tempat tidur gantung). Sahabat saya menyarankan agar menyewa tikar untuk kami bersantai di bawah pohon pinus sembari makan mie. Tak pikir lama, kami langsung bertanya dan sedikit berbincang dengan bapak itu dan menyewa satu tikar. Melihat pengunjung lain yang bersantai dalam hammock sembari berfoto ria membuat kami juga ingin menyewa hammock, selain untuk tiduran bersantai, juga untuk hunting foto, karena lumayan bagus kelihatannya. Akhirnya kami menyewa satu tikar dan dua hammcok. Biaya penyewaan tikar dan hammock sama, yaitu sebesar Rp10.000, tanpa batas penggunaan, ya, jadi tidak masalah digunakan seharian juga.


Suasana yang sejuk membuat kami releks, dari sini juga kita bisa melihat keindahan panorama wilayah Ciamis dan Tasikmalaya. Kami duduk beralaskan tikar di bawah pohon pinus, dihadapkan dengan para komunitas pecinta alam yang sedang melakukan games yang kemudian di bawahnya pemandangan langsung dari hutan pinus sambil menikmati mie yang kami pesan tadi. Kami memilih tempat itu karena memang teduh dan nyaman, tadinya kami ingin makan sambil melihat langsung pemandangan kota. Mau bagaimana lagi, nyaman aja dulu nanti juga bisa merasakan keindahannya kok. Uhuk

Selesai makan, sahabat saya tak pikir panjang lagi langsung meminta untuk di foto diatas hammock yang kami sewa tadi. Bergaya bak seorang model kami bergantian berfoto ria dengan berganti-ganti spot. Tak terasa batrei ponsel saya sudah low, sembari mencharger nya dengan power bank, saya tiduran diatas hammock. Hammock yang berayun dan mata saya tertuju keatas melihat dedaunan pohon pinus yang menari tertiup angin, saya merasa seperti balita yang sedang diayun oleh alam. sans.

Ketenangan kami terganggu ketika melihat awan sebelah selatan sudah mulai menghitam, pertanda akan segera turun hujan. Terpaksa selepas shalat dzuhur kami harus segera pulang, jangan sampai kehujanan ketika masih diatas, karena jalan saat kami turun akan menjadi licin. Meski buru-buru agar tidak kehujanan, tetap saja pas di alun-alun cimais kami kehujanan. Yah, singkat memang tapi cukup lah untuk merilekskan jiwa kami. Kalian juga harus mencobanya mengunjungi Hutan pinus Darmacaang ini, walupun tidak begitu luas, cocok untuk kalian yang mencari ketenangan.


No comments:

Post a Comment