Friday 23 October 2015

10 Tipe/Prinsip Reinventing Government Menurut David Osborne

Konsep reinventing government pada dasarnya berarti menginventarisasikan lagi kegiatan pemerintah. Pada awalnya, gerakan reinventing government diilhami oleh beban pembiayaan birokrasi yang besar, namun dengan kinerja aparatur birokrasi yang rendah. Pressure dari publik sebagai pembayar pajak mendesak pemerintah untuk mengefisiensikan anggarannya dan meningkatkan kinerjanya. Pengoperasian fungsi pelayanan publik yang tidak dapat diefisiensikan lagi dan telah membebani keuangan Negara diminta untuk dikerjakan oleh sektor non-pemerintah. Dengan demikian, maka akan terjadi proses pereduksian peran dan fungsi pemerintah yang semula memonopoli semua bidang pelayanan publik, kini menjadi berbagi dengan pihak swasta, yang semula merupakan “big government” ingin dijadikan “small government” yang efektif, efisien, responsive, dan accountable terhadap kepentingan publik.


10 Tipe Reinventing Government

1. Pemerintahan Katalis : Mengarahkan Ketimbang Mengayuh (Steering Rather Than Rowing)
Berfokus pada pengarahan, bukan pada produksi pelayanan publik Memisahkan fungsi ”mengarahkan” (kebijaksanaan dan regulasi) dari fungsi ”mengayuh” (pemberian layanan dan compliance). Peranan pemerintah lebih sebagai fasilitator dari pada langsung melakukan semua kegiatan operasional. Metode-metode yang digunakan antara lain : privatisasi, lisensi, konsesi, kerjasama operasional, kontrak, voucher, insentif pajak, dll. Pemerintah harus menyediakan (providing) beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing).  Pemerintah memfokuskan pada pemberian arahan, sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan kepada swasta atau pihak ketiga. Produksi pelayanan publik oleh Pemerintah harus dijadikan sebagai perkecualian, bukan suatu keharusan. Pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan pihak non publik.

2. Pemerintah adalah Milik Masyarakat : Memberdayakan Ketimbang Melayani (Empowering raher than Serving)
Mendorong mekanisme control atas pelayanan lepas dari birokrasi dan diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat dapat membangkitkan komitmen mereka yang lebih kuat, perhatian lebih baik dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Mengurangi ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya prinsip ini, Pemerintah sebaiknya memberi wewenang kepada masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang mampu menolong dirinya sendiri (community self-help). Dengan adanya kontrol dari masyarakat, aparatur pemerintahan (pejabat eksekutif dan legislatif) akan memiliki komitmen yang lebih baik dan lebih peduli serta lebih kreatif dalam memecahkan masalah
.
3. Pemerintah yang kompetitif : Menyuntikkan persaingan dalam pemberian pelayanan (Injecting Competition into service Delivery)
Pemberian jasa/layanan harus bersaing dalam usaha berdasarkan kinerja dan harga. Persaingan adalah kekuatan yang fundamental yang tidak memberikan pilihan lain yang harus dilakukan oleh organisasi public; Pelayanan public yang dilaksanakan oleh Pemerintah tidak bersifat monopoli tetapi harus bersaing. Masyarakat dapat memilih pelayanan yang disukainya. Oleh sebab itu pelayanan sebaiknya mempunyai alternative. Kompetisi merupakan satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya
.
4. Pemerintah Digerakkan oleh Misi : Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan (Transforming Rule-Driven Organizations) menjadi digerakkan oleh misi (mission-driven).
Secara internal,dapat dimulai dengan mengeliminasi peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan system administrasi. Perlu ditinjau kembali visi tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah. Misi pemerintah harus jelas dan peraturan perundangan tidak boleh bertentangan dengan misi tersebut. Apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh Pemerintah diatur dalam mandatnya. Tujuan Pemerintah bukan mandatnya, tetapi misinya. Contoh: Cara penyusunan APBD. APBD memang harus disusun berdasarkan suatu prosedur yang benar dan baku, tetapi pemenuhan prosedur bukanlah tujuan. Tujuan APBD adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
.
5. Pemerintah yang berorientasi hasil: Membiayai hasil bukan masukan (Funding outcomes, Not input)
Berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif: membiayai hasil dan bukan masukan. Mengembangkan standar kerja, yang mengukur seberapa baik mampu memecahkan masalah. Semakin baik kinerja, semakin banyak dana yang dialokasikan untuk mengganti dana yang dikeluarkan unit kerja
.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan: Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi (Meeting the Needs of Customer, not be Bureaucracy)
Mengidentifikasi pelanggan yang sesungguhnya. Pelayanan masyarakat harus berdasarkan pada kebutuhan riil, dalam arti apa yang diminta masyarakat Instansi pemerintah harus responsif terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen; Perlu dilakukan penelitian untuk mendengarkan pelanggan mereka, Perlu penetapan standar pelayanan kepada pelanggan. Pemerintah perlu meredesain organisasi mereka untuk memberikan nilai maksimum kepada para pelanggannya. Menciptakan dual accountability (masyarakat dan bisnis, serta DPRD dan pejabat).

7. Pemerintah Menghasilkan ketimbang membelanjakan (Earning Rather than Spending)
Pemerintah wirausaha memfokuskan energinya bukan hanya membelanjakan uang (melakukan pengeluaran uang) melainkan memperolehnya. Hal tersebut dapat diperoleh dari biaya yang dibayarkan pengguna atau pelanggan yang dilayani dan biaya dampak (impact fees) pendapatan atas investasinya dan dapat menggunakan insentif seperti dana usaha (swadana). Partisipasi pihak swasta perlu ditingkatkan sehingga dapat meringankan beban pemerintah.
Contoh pelaksanaan :
Dapat mengembangkan beberapa pusat pendapatan, misal : BPS dan Bappeda dapat menjual informasi tentang daerahnya kepada pusat-pusat penelitian.
BUMD menjual barang maupun jasa
Memberi hak guna usaha, menyertakan modal dan lain-lain.

8. Pemerintah antisipatif (anticipatory government): Mencegah ketimbang Mengobati (Preventon Rather than Cure)
Menunjuk pada pemerintahan yang berfikir kedepan, bersikap proaktif dan mencoba mencegah timbulnya masalah daripada memberikan pelayanan untuk menghilangkan masalah. Hal itu ditempuh melalui penggunaan perencanaan strategis, pemberian visi masa depan utuk membantu meraih peluang tidak terduga, menghadapi krisis tidak terduga, tanpa menunggu perintah., dan berbagai metode lain untuk melihat masa depan
.
9. Pemerintah desentralisasi (decentralized government): Dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja (From Hierarchy to Participation and Teamwork )
Dengan melihat beberapa tantangan dari masyarakat, diantaranya :
a.  Perkembangan teknologi sudah sangat maju.
b.  Kebutuhan masyarakat dan bisnis semakin kompleks.
c. Staf banyak yang berpendidikan tinggi Maka pemerintah perlu untuk : Menurunkan wewenang melalui organisasi, dengan mendorong mereka yang berurusan langsung dengan pelanggan untuk lebih banyak membuat keputusan (Pengambilan keputusan bergeser kepada masyarakat, asosiasi, pelanggan, LSM.)
Tujuan : Untuk memudahkan partisipasi masyarakat, serta terciptanya suasana kerja Tim. Pejabat yang langsung berhubungan dengan masyarakat (from-line workers) harus diberi kewenangan yang sesuai. Karena dengan kewenangan yang diberikan akan memungkinkan terjadinya koordinasi “cross functional” antar semua instansi yang terkait. Keunggulan dari desentralisasi adalah lebih responsif dan fleksibel, lebih efektif, lebih inovatif, dan menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi sehingga lebih banyak komitmen dan akhirnya lebih produktif.

10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar (market oriented government) :
Mendongkrak perubahan melalui pasar ( Leveraging change throught the Market) Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar ( sistem insentif ) dan bukan dengan mekanisme administratif ( sistem prosedur dan pemaksaan) (David Osborne,dkk.1996) maksudnya di sini adalah Pemerintahan berorentasi pasar sering memanfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah daripada menggunakan mekanisme administratif, seperti menyampaikan pelayanan atau perintah dan kontrol dengan memanfaatkan peraturan. Pemerintahan semacam ini menciptakan insentif keuangan–insentif pajak, dengan cara itu organisasi swasta atau anggota masyarakat akan berperilaku yang mengarah pada pemecahan masalah sosial.

Wednesday 7 October 2015

( Video ) Hidup Adalah Perjuangan

Perjalanan Ribuan mil dimulai dengan satu langkah.

Persiapan terbaik untuk besok adalah dengan melakukan pekerjaan sekarang dengan sebaik-baiknya.

Kesulitan memperkuat pikiran sebagaimana jerih payah membuat kekuatan pada tubuh.

Tidak ada sesuatu yang baik yang dilakukan dengan mudah.

Gunung dapat dipindahkan tidak dengan kata-kata tetapi dengan bekerja.

Patah tulang yang sembuh dengan baik membantumu kuat kembali.

Ketika pekerjaan, komitmen dan kesenangan semuan menjadi satu, tidak ada yang mustahil.

Fokus pada potensi Anda bukan keterbatasan Anda.

Angin dan ombak selalu di sisi navigator paling kuat.

Dosis kesulitan seringkali diperlukan sebagai dosis pengobatan.

Anda dapat mengubah arah angin, Anda dapat menyesuaikan layar Anda untuk selalu mencapai tujuan Anda.

Kemakmuran datang seiring dengan kegagalan.

Tim berbagi beban dan membagi kesedihan.

Di belakang seorang pria hebat selalu ada orang hebat lainnya.

Dia yang tidak pernah belajar untuk taat tidak bisa menjadi komandan yang baik.

Datang bersama adalah awal, tetap bersama adalah kemajuan, bekerja bersama adalah kesuksesan.


Tuesday 6 October 2015

( Video ) Skripsi The Movie

"Hidup adalah perjuangan". da yang bilang hidup adalah permainan mah pasti lahirna na jero nintendo guys :((
Setiap harinya kita ditantang menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Adakalanya kita bisa jadi pribadi yang tangguh walaupun kita sering mengeluh.

Bagi kalian para mahasiswa, momen perjuangan meraih gelar sarjana tentu tak bisa dianggap  sederhana. Sebagai syarat kelulusan, kalian pun masih harus menyelesaikan skripsi yang seringkali terasa menjemukan, sulitnya menetukan topik/tema penelitian, menuliskan hasil pemikiran, hingga proses menjalani bimbingan. Lain ku sulit-sulit na meren tapi ku hoream ngamimitanna.

Enya sih, memulai suatu hal yang masih diragukan itu membuat hati merasa gelisah, karena terkadang yang meragukan itu akan menyesatkan kita. Maka pilihlah yang kalian yakini dan biarkan yang kamu ragukan.

Jangan hanya memikirkan susahnya proses skripsi, tapi pikirkan efek menyenangkan dan kesempatan yang akan di dapat setelah lulus.

Pikirkan bahwa kalian kuliah 3-4 tahun saja bisa, masa skripsi yang waktunya hanya sekitar satu tahun teu bisa?

Hiburan sedikit, sebelum garap skripsi tonton dulu video Skripsi The Movie : Road To Sarjana :)