Friday, 31 May 2024

Rasa

Dulu aku sempat berada diantara situasi harus memilihsebuah pilihan yang sulit

Pikiran dan batinku saling melontarkan alasan yang berbelit dan jawaban yang berkelit

Ketika “bagaiman” harus dilawan “karena”, ketika “karena” harus disanggah “tapi” dan begitulah ketika semua perang ini hampir tidak ada ujungnya

Sampai pada suatu titik, ketika logika dapat mengalahkan sebuah perasaan

Dengan berat, keputusan ini harus dilakukan meskipun pahit, patah dan berdarah.

 

Bertahun lamanya hidup tanpa rasa, bahkan sampai mati rasa. Kuanggap begitu. Tak peduli dengan diri sendiri, apalagi pada orang yang berbicara miring pada diri ini. 


Datar, 

Hambar, 

Alam menjadi pelarian, teman menjadi pengalihan


Aku selalu yakin, akan ada masanya, ini akan berakhir

Sampai pada akhirnya, disuatu waktu dia hadir. Dengan berani, dengan percaya diri, dengan pengharapan, dengan ketulusan dan dengan kesederhanaan.

Sempat ada keraguan, tentang simpang yang harus kulalui. Tapi karena aku yang meminta ditunjukan jalan, maka jalan baru yang harus kulalui

Menyerah dengan rasa, tanpa kusadari tangan ini menerima dan mencoba untuk membuka diri.


Tak terasa

Ada rasa yang mulai tumbuh

Datar, Hambar yang kurasakan perlahan menjadi penuh rasa.


Hal yang harus kuyakini sekarang,

Bukan hanya diri sendiri, tidak melihat hanya diri sendiri

Bukan lagi tentang diri sendiri, tidak melihat lagi tentang diri sendiri

Tapi tidak sendiri lagi dan melihat siapa yang sudah ada disisi


No comments:

Post a Comment