Kisah ini disaksikan langsung oleh Dodo. Sebuah kejadian yang menimpa sepupunya akibat menyimpan sebuah isim atau jimat. Sebut saja dia Arman, umur Arman ini lebih tua dari Dodo.
Cerita bermula saat Arman masih muda, ketika bagaimana dia mendapatkan sebuah jimat dari seseorang. Arman ini adalah seorang anak rantau, sejak lulus SMA dia sudah pergi meninggalkan tempat kelahirannya untuk berkerja di kota P.
Pada waktu itu Arman masih belum menikah dan tinggal seorang diri di sebuah kontrakan. Kontrakkannya tidak jauh dari tempatnya bekerja. Dia bekerja di sebuah perusahaan dan jabatannya masih menjadi karyawan swasta. Di perusahaan itu Arman bekerja di bagian lapangan. Karena keahliannya dalam berkomunikasi dan bersosialisasi maka perusahaan tersebut menempatkannya dibagian itu. Sebenarnya, bekerja di sebuah perusahaan atau bekerja di kantoran bukanlah impiannya, cita-citanya adalah menjadi seorang pengusaha. Selain bekerja sebagai karyawan swasta, Arman juga mempunyai sampingan, yaitu jual beli properti. Sebelum-sebelumnya sampingan yang dilakukan Arman adalah menjual kaos, jual beli handphone bekas dll, namun selalu gagal dan sampingan terkahir yang sedang digelutinya sekarang adalah jual beli properti.
Hari itu Arman ditugaskan oleh kantornya untuk men survei sebuah tempat di sebuah perkampungan. Tidak ada hal yang aneh pada saat itu, sampai akhirnya, tanpa sengaja dia melihat seorang kakek yang kesusahan. Kakek itu terjatuh ketika sedang membawa kayu bakar di punggungnya. Dengan sigap Arman langsung menolongnya dan membawakan kayu bakar itu sampai dengan rumah kakek tersebut yang tidak jauh dari situ. Mereka kemudian berbincang lama di rumah si kakek itu. Ketika Arman pamit untuk pulang, kakek itu memberikan sesuatu kepada Arman sebagai bentuk terimakasih nya. Sesuatu yang diberikan kakek itu berupa benda yang dibungkus oleh kain yang berwarna putih. Bentuknya kecil, terlihat seperti kertas tebal yang dilipat-lipat kemudian dibungkus dengan kain. Awalnya Arman menolaknya, namun si kakek bersikeras agar Arman mau menerimanya.
Kakek: nak terima lah ini sebagai bentuk rasa terimakasih kakek
Arman: Oh gak usah kek, saya iklhas menolong kakek
Kakek: Sudah terima saja
Arman: emangnya ini apaan kek?
Kakek: ini adalah sebuah isim (jimat), bawa saja kemanapun kamu pergi, jangan lupa kamu lakukan ritualnya, yaitu setiap malam jumat kliwon kamu buka bungkusan ini kemudian isinya usapkan pada wajah sebanyak tiga kali sambil mengucapkan dalam hati apa yang kamu inginkan.
Kakek itu langsung memberikan benda itu pada tangan Arman dan ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya. Tanpa bisa menolak Arman akhirnya menerima benda pemberian si kakek.
Hari-hari berlalu seperti biasanya, sampingan Arman jual beli properti terancam mengalami kerugian lagi. Disana Arman frustasi karena akan mengalami kegagalan lagi, dia sempat berpikir untuk berhenti dan hanya akan fokus di perusahaan tempat dia bekerja. Ketika dia sedang berpikir keras, Arman kemudian teringat pertemuannya dengan seorang kakek yang memberinya sebuah jimat beberapa minggu yang lalu. Arman ingat persyaratannya dan kebetulan hari esok adalah malam jumat kliwon. Sebenarnya Arman tidak percaya dengan hal-hal yang seperti itu, tapi apa salahnya mencobanya dan ia berniat untuk melakukan nya besok malam.
Keesokan harinya, Arman mencoba ritual yang dikatakan oleh si kakek, ia membuka bungkusan itu kemudian mengusapkannya ke wajah sambil mengharapkan keinginannya. Tidak ada hal yang berubah, tidak ada hal yang aneh dan tidak terjadi apa-apa pada saat ketika Arman selesai melakukan ritual. Namun, satu hal yang paling dirasakan Arman adalah setelah melakukan ritual itu, pagi hari dia merasakan badannya selalu menjadi fresh. Arman rutin melakukan ritual itu kurang lebih selama 3 bulan.
Beberapa bulan kemudian, setelah Arman rutin melakukan ritual untuk jimat itu, perubahan mulai terjadi. Pertama dari sifat dan sikap Arman yang berubah menjadi agak emosional dan tempramen atau gampang marah. Kemudian karir dan performa di perusahaan dia bekerja meningkat sehingga jabatannya akan di promosikan. Dan yang terakhir, di luar perubahan yang tampak terlihat adalah sampingan Arman yaitu usaha jual beli properti mulai berkembang dan terus meningkat dari pendapatannya. Dari situ Arman mulai percaya dengan jimat yang ia gunakan itu.
Singkat cerita Arman kini tinggal di kampung halamannya dan sudah menikah kemudian dia dan istrinya mengembangkan usaha sampingannya dulu. Sementara pekerjaannya di perusahaan tempat dia bekerja dulu di kota telah ia tinggalkan. Arman keluar dari perusahaan itu disaat karirnya lagi naik-naik nya. Dia lebih memilih mengembangkan usahanya, sesuai dengan apa yang di cita-citakan dulu, yaitu menjadi seorang pengusaha. Arman pun kini menjadi pengusaha sukses dalam bisnis furniture. Di kampung halamannya, Arman tinggal tidak jauh dari rumah Dodo, sepupunya, yaitu lebih tepatnya rumahnya berada di belakang rumah Dodo.
Semenjak Arman pindah ke belakang rumah Dodo, Dodo sering merasakan hal aneh. Tepatnya setiap malam jumat Dodo merasa rumah Arman terasa menjadi ramai, seperti banyak orang dan ada aktivitas, padahal Arman cuma tinggal berdua bersama istrinya saja, dan setiap dia mengecek ke rumah Arman, itu terlihat sepi-sepi saja.
Pernah suatu ketika, saat istrinya Arman tengah mengandung di usia kandungan ke 8 bulan, Dodo dan tiga orang warga sedang berada di rumah Arman. Mereka berlima termasuk Arman begadang sampai dini hari ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi di depan teras rumah Arman. Disaat mereka sedang asik-asiknya ngobrol, pas jam 1 dini hari, Dodo mendengar suara tertawa seorang wanita, suaranya melengking memecahkan keheningan, tapi suara itu terasa jauh dari tempat mereka berada. Suara itu seketika membuat Dodo menjadi merinding. Iya, mereka mendengar suara kuntilanak. Mereka semua mendengar suara itu dan saling memandang satu sama lain.
Dodo: heh ssssssttttt, kalian dengar?
Salah seorang warga yang berada disitu, sebut saja pak Karta berkata "Pak Arman, coba masuk ke kamar lihat dan temanai dulu sebentar sitrinya". Arman pun masuk dan menurutinya. Ketika Arman sudah masuk ke dalam rumah, berbicaralah Pak Karta ini pada yang lainnya. Bisa dikatakan pak Karta ini termasuk orang pintar atau orang yang bisa dan mengerti dalam hal-hal ghaib.
Pak Karta: Kalian gak usah takut dengan yang begituan, biarkan saja.
Dodo: Apa mereka kesini karena ada yang sedang mengandung pak?
Pak Karta: Tidak aneh kalo mereka kesini, bukan hanya karena ada yang mengandung, tapi selain itu di rumah pak Arman ini sepertinya menyimpan suatu benda yang dapat mengundang makhluk ghaib.
Dodo: Pantas saja, saya merasa di rumah ini terasa ramai setiap malam jumat dan juga hawa nya beda dengan rumah saya.
Pak Karta tahu ada benda yang disimpan di rumah itu karena dia merasakan sebuah energi yang cukup besar. Sebuah energi yang berpusat pada salah satu benda yang ada di rumah Arman. Karena benda itulah makhluk-makhluk ghaib berdatangan seperti terundang oleh energi yang tersimpan didalamnya. Setelah mendengar penjelasan dari Pak Karta, akhirnya sekarang Dodo mengerti atas keanehan yang dialaminya dan terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal selama ini. Pak Karta mengira benda itu adalah benda pusaka semisal keris, karena mereka tau kalo Arman ini sebelumnya sudah pergi merantau ke kota.
***
Beberapa tahun kemudian, jimat itu masih selalu dibawa kemanapun oleh Arman, namun ritual dari persyaratan jimat itu tidak pernah ia lakukan lagi. Bisnis furniture yang digelutinyapun masih berjalan seperti biasanya. Namun, kini Arman mengalami sakit-sakitan. Perutnya terasa sakit seperti sedang ditusuk-tusuk, terkadang kaki nya yang susah untuk digerakkan, sehingga dia tidak bisa berjalan. Pernah suatu ketika Arman mencoba ke Rumah sakit untuk diperiksa, tapi anehnya setelah sampai disana Arman terlihat sehat-sehat saja, seperti dia tidak sedang sakit, dokter juga menyatakan Arman tidak terkena penyakit apa-apa. Bahkan berobat ke beberapa orang pintar pun sudah ia lakukan, termasuk ke pak Karta, tapi hasilnya hanya sementara, beberapa hari setelah berobat Arman kembali lagi jatuh sakit.
Pada akhirnya, karena Arman selalu sakit-sakitan, bisnis furniture yang dia kerjakan kini mengalami kebangkrutan, usahnya terjun bebas mengalami kerugian. Arman tidak peduli lagi dengan bisnisnya, yang ia harapkan sekarang adalah kesembuhan dari penyakit yang ia derita. Penyakit Arman semakin hari semakin memburuk, dia hanya bisa terbaring di tempat tidur, bahkan untuk berbicara pun ia sangat kesusahan. Keluarganya hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi pada Arman yang menglami sakit cukup lama.
Suatu malam Arman mengalami kejang pada tubuhnya, hari itu adala malam jumat kliwon, dia berteriak kesakitan dan berkata "AAAAARRGGGHH,, PANAAS, WAJAHKU PANAAS". Arman merasakan kepanasan diwajahnya, sambil tangannya diusap-usapkan ke wajahnya, matanya melotot dan terus mengerang kesakitan. Terkadang Arman juga berkata "Anak ini sudah menjadi milik saya hahaha". Namun suaranya bukan suara dari Arman seperti yang biasanya, suara itu agak serak dan berat seperti kakek-kakek. Kejadian seperti itu terjadi tidak lama, hanya sebentar, dan terjadi ketika saat malam jumat kliwon.
Keluarga besar Arman dan para tetangganya pun mengelilingi Arman sambil membacakannya ayat suci Al-Quran. Kondisi Arman sekarang kini seperti orang yang sedang sakaratul maut.
Untuk kesekian kalinya, istri Arman meminta bantuan dari pa Karta. Pak Karta kemudian datang dan melihat kondisi Arman, dia duduk disamping Arman, mulutnya komat-komit sembaca doa sambil matanya terpejam. Dia kemudian mengusap wajah, perut dan kaki Arman. Setelah itu dia berkata pada keluarga besar Arman yang ad di situ, "Pak Arman ini sebenarnya sudah tidak ada, tapi ada suatu benda yang memberatkan kepargiannya, mungkin ibu tahu pak Arman menyimpan sesuatu?" tanyanya pak Karta pada istri Arman.
"Benda apa itu ya Pak? saya tidak tahu kalo suami saya menyimpan suatu benda" Istri Arman tanya balik pada Pak Karta.
Pak Karta: Mungkin sebuah isim atau jimat, bisa juga sebuah benda pusaka.
Istri Arman tidak tahu menahu soal itu, kemudian Pak Karta meminta izin pada istri Arman untuk mencari benda yang di maksud. Akhirnya seluruh keluarga Arman yang ada disitu kini mencari benda yang disimpan Arman, Dodo pun ikut membantu. Mereka mencari ke segala penjuru rumah, sampai akhirnya istri Arman menemukan sebuah benda mencurigakan yang disimpan di dompet suaminya, benda itu berbentuk persegi dan dibungkus oleh kain putih yang sudah usang. Kemudian diberikanlah benda itu pada pak Karta untuk menanyakan apakah benda itu yang dimaksud.
Ketika Pak Karta memegang benda itu, Arman tiba-tiba tertawa dan berkata "Hahahahaa,,, Jangan kau sentuh benda itu!". Secara perlahan sambil berdoa Pak Karta membuka bungkusan itu dihadapan keluarga besar Arman, tenyata isi bungkusan itu adalah potongan dari sebuah kulit harimau, ukurannya kecil dan hanya perlu satu kali lipatan untuk kemudian dibungkus kain putih. Menyaksikan hal itu, Dodo dan istrinya Arman pun menjadi kaget, dia tak menyangka sepupunya menyimpan benda seperti itu. Pak Karta kemudian menjelaskan bahwa kulit harimau ini digunakan sebagai jimat, kegunaannya agar orang yang bertemu dengan orang yang membawa jimat ini menjadi segan, mempunyai kharisma atau wibawa dan tunduk atau menuruti perkataannya. Benda ini mempunyai ritual tertentu untuk digunakan, tapi pak Karta tidak mengetahuinya.
Mata Arman kini melotot melihat ke atas, terkadang sekali-kali melihat ke arah isim atau jimat yang dipegang oleh Pak Karta, tubuhnya bergetar dan mulutnya menggeram seperti seekor harimau. Pak Karta kemudian berkata ke arah Arman, "Benda ini sekarang adalah milikku, bukan lagi milik anak itu". Arman kemudian tertawa lalu perlahan matanya terpejam dan tubunya berangsur menjadi lemas. Pak Karta lalu meminta izin keluarga Arman untuk membawa benda itu, dia berkata akan menghancurkan isim atau jimat yang berupa potongan kulit harimau itu. Keluarga Arman kemudian mengijinkannya.
Beberapa jam setelah kejadian itu, kondisi Arman semakin menurun, dan pada pagi harinya Arman pun meninggal dunia. Arman meninggal masih tergolong muda, yaitu di umur ke 42 tahun.
***
Kejadian aneh tidak berhenti sampai disitu saja. Setelah 40 hari kematian Arman, kali ini Dodo mengalami hal yang janggal.
Kondisi rumah Arman saat ini masih ditempati istri dan anaknya, terkadang rumah itu kosong karena istri dan anak Arman menginap di rumah orang tuanya.
Malam itu adalah malam jumat kliwon Dodo hanya seorang diri di rumah, karena anggota keluarganya yang lain sedang berkunjung ke rumah kerabat nya dan rencananya mereka akan menginap disana. Dodo sudah terbiasa ditinggal sendiri di rumah, jadi dia tidak berpikiran hal yang aneh-aneh. Di dalam rumah Dodo sedang asik menonton televisi, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di bagian belakang atap rumahnya. Suara itu sangat keras sehingga membuat Dodo terperanjat kaget olehnya. Dodo yang tadinya sedang rebahan kini dia duduk sambil menerka suara yang barusan. Dia mencoba berpikir positif, mungkin itu adalah dahan atau ranting yang jatuh ke atap rumahnya, karena di belakang rumah Dodo ada sebuah pohon mangga yang lumayan besar. Dodo kemudian mengabaikan apa yang barusan terjadi, dia kembali dengan aktivitasnya menonton televisi sambil bermain handphone.
Waktu menunjukan jam setengah 12 malam, Dodo masih belum tidur, dia merasa sangat lapar. Akhirnya dia merebus mie instan, untuk mengganjal rasa laparnya. Jadi, posisi dapur di rumah Dodo ada di belakang kanan rumahnyanya. Sebelum masuk ke dapur, sebelah kiri dari pintu dapur terdapat sebuah tangga yang langsung menuju lantai 2. Lantai 2 ini menuju ke kamar adiknya dan ada ruangan kosong yang biasa digunakan untuk menyimpan beberapa barang, tapi bukan sebuah gudang. Dan di dapur rumahnya Dodo ada pintu keluar yang menuju ke bagian halaman belakng rumahnya, yang sekaligus dari sana bisa terlihat halaman rumah alm. Arman.
Ketika Dodo masuk ke dapur, saat melewati tangga rumahnya, entah kenapa Dodo merasakan hawa dingin yang membuatnya merinding. Meskipun perasaannya tidak enak, dia tetap melanjutkan untuk merebus mia instan. Di saat dia tengah menunggu air mendidih, disebelah kirinya yaitu pintu yang menuju keluar halaman belakang rumahnya, tiba-tiba ada yang mengetoknya. "Tok,,tok,,tok". Dodo mengira yang mengetok pintu belakang rumahnya adalah istri dari Arman. Dodo kemudian membuka pintu itu, tapi ternyata tidak ada siapa-siapa, lalu Dodo memanggil-manggil istri Arman yang dikiranya itu. "Iya mbak?... Mbak?....Mbak?" Saat dia melihat ke arah rumah Arman, bulu kuduknya menjadi merinding, dia ingat dengan keanehan yang dialaminya dulu saat alm Arman masih hidup. Dia juga baru sadar kalo istrinya Arman, jam 9 atau jam 10 itu sudah tidur, dan tidak pernah mampir malam-malam. Dengan napas yang tersenggal-senggal, Dodo langsung menutup pintu itu dan menguncinya.
Beberapa menit kemudian saat dia merebus mie instannya, matanya tertuju ke sebelah kanan, tepatnya disitu ada sebuah kamar mandi. Di sebelah kamar mandi itu terdapat sebuah jemuran lipat dan ada beberapa baju yang digantung disana. Dodo melihat baju itu yang sedang digantung itu bergeser dengan sendirinya, seperti tertiup oleh angin. Padahal tidak ada angin yang masuk pada waktu itu. Yang membuat Dodo merasa merinding lagi adalah hanya satu baju saja yang bergeser, sementara baju lain yang di sebelahnya tidak bergerak sama sekali.
Seketika Dodo langsung memalingkan kembali wajahnya, dengan keringat panas dingin dia mencoba untuk tetap fokus pada mie instannya. Setelah selesai mienya jadi, Dodo langsung buru-buru kembali ke ruang tengah.
Gangguan yang dialami Dodo belum berakhir, setelah selesai makan, dia hendak menyimpan piring bekas dia makan ke dapur. Tapi, ketika dia hendak masuk atau saat di akan melewati pintu dapur. Dari arah tangga, tepatnya sebelah kiri pintu dapur, Dodo mendengar suara wanita yang tertawa sambil memanggil namanya. "Hihihihiiii,, Dodo..". Suara itu melengking dan sangat jelas di telinga Dodo, dan dia pun mengurungkan niatnya pergi ke dapur. Mendengar suara itu Dodo langsung lari ke arah tengah rumah dan menyimpan piring kotor itu di meja ruang tamu. Kemudian Dodo pergi ke kamarnya langsung menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Dodo sangat ketakutan dan dia mencoba untuk memejamkan matanya agar bisa cepat tidur, tapi pikirannya kemnaa-mana, tidak tenang. Dia terus berdoa sambil memejamkan matanya. Dodo teringat dengan jimat yang pernah dimiliki sepupunya, Arman. Mungkin makhluk-makhluk itu adalah sisa-sisa dari akibat keberadaan jimat itu pernah ada di rumah Arman.
Selesai.
No comments:
Post a Comment