Monday 31 December 2018

Kaleidoskop twitter 2018

Untuk kedua kalinya, ditranskrip dari "sebagian" tweet gak penting @19_deny selama 2018


Jadilah yang terbaik di bidangmu, tapi masalahna hayang sagala bisa,
kemudian bingung mau fokus nya dimana. Har.
5  Januari '18

Menanam iri dan dengki dalam hati hanya akan menghasilkan penyakit, lebih baik tanamlah sayuran biar bisa panen dan menang itab.
20 Januari '18

Senja sore hari ini ditutupi dengan hujan. Mungkin itu upaya langit untuk tidak selalu menikmati senja, tapi mengingatkan bahwa ada kamu untuk tidak dilupakan
24 Januari '18

Sama seperti Adam dan Hawa, Kita yang dijauhkan oleh rasa penasaranmu terhadap seserorang yang tetlihat lebih dariku. maka kedekatanku lebih diperdekat lagi berdoa kepda-Nya
5 Februari '18

Menciptakan kebahagiaan dalam kesederhanaan merupakan cara untuk bersyukur
Dan bersyukur membuat semuanya indah
7 Februari '18

Dunia itu tempat meninggal, Akhirat itu tempat tinggal, kekal, abadi, selama-lamanya.
kholidina fiha abada
22 Februari '18

Jika ada yang lebih indah dari cinta, mungkin sebagian orang mengatakan itu adalah sepakbola dan sesana O A O E

Saturday 15 December 2018

( Video ) Youtube Rewind Indonesia 2018 - Rise, Viral, Disstrack Drama

Awal Desember lalu Youtube mengupload video YouTube Rewind 2018 dengan tema Everyone  Controls Rewind. Youtube rewind adalah video yang berisi rangkuman beberapa video atau kejadian yang viral pada tahun tersebut, yang dikemas dengan tema tertentu, dan banyak youtuber besar dunia yang ikut terlibat didalmanya. Youtube Rewind 2018 menjadi video yang dinanti di akhir tahun tentunya. Berbeda dengan youtube rewind sebelumnya, kali ini Youtube Rewind 2018 menjadi video yang mendapatkan Dislike terbanyak sepanjang sejarah Youtube.

Di Indonesia pula para youtuber Indonesia sudah membuat Youtube Rewind nya sendiri sejak tahun 2014. Setelah tahun sebelumnya tidak membuat youtube rewind, kali ini youtube rewind 2018 telah diunggah di kanal resmi youtuber Indonesia.

Tapi, sebelumnya kita lihat dulu beberapa video, kejadian atau berita viral yang terjadi di Indonesia selama 2018. Inilah kompilasi video trending yang berhasil dirangkum oleh kanal Youtube YtCrash :


Sementara, musisi yang juga seorang youtube creator Indonesia yang bernama Kery Astina juga mengunggah video diss track mengenai fenomena atau drama yang terjadi di kalangan para youtube creator Indonesia. Video yang berjudul Youtube Rewind Indonesia | 2018 Rap Song ini juga hasil kolaborasi dengan Froyonion. Memang, banyak sekali drama yang terjadi di tahun 2018 ini, cek saja diss track nya di video berikut:


Terlepas dari beberapa fenomena atau drama para youtuber Indonesia, Youtube Rewind Indonesia 2018 mengangkat tema Rise. Tema ini diambil untuk memperingati banyaknya musibah yang terjadi di Indonesia, artinya, dengan harapan kita para pemuda pemudi Indonesia harus bangkit dari kejatuhan.
Untuk menontn videonya bisa kalian lihat pada kanal yang bernama Indonesian Youtubers:




Saturday 8 December 2018

Millenial Power - Real Goal?

Kalian termasuk ke dalam generasi yang mana? generasi X, Millenial atau generasi Z?

Lalu apa sih perbedaan dari tiap generasi tersebut?

Kita tentunya mempunyai cita-cita ketika masih kecil, seiring berjalannya waktu, apakah cita-cita kalian masih tetap sama?

Kemudian bagaimana ketika kalian sudah melihat realita kehidupan di lapangan? Apa yang menjadi goal dalalm hidup kalian?


Sebenarnya kita ini masih punya banyak waktu untuk mendapatkan real goal kita yang benar.

Simak dan temukan jawabanya dalam video Om Deddy Corbuzier berikut:


Wednesday 5 December 2018

Agar Karyawan Berprestasi

  • Ciptakan suasana kerja yang segar dan menyenangkan, dengan menambahkan unsur kegembiraan dalam rutinitas kantor. Misalnya: memutar musik yang ringan, menambahkan pewangi ruangan yang unik, sampai pesan-pesan lucu berhikmah dari pengerasa suara.
  • Berikan masukan kreatif kepada karyawan. Tawarkan beberapa pilihan yang bisa diambilnya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
  • Tantang karyawan untuk mencapai prestasi setinggi mungkin. Berikan tugas yang sulit dan perangkat untuk menyelesaikannya. Jika dia berhasil, maka kepercayaan dirinya akan melesat.
  • Semangati karyawan, hindari kritik tak berdasar. Jaga komunikasi agar tetap terjalin. Dengarkan keluhan mereka, dan perhatikan masalah pribadi yang sedang berkembang di antara karyawan.
  • Apresiasi karyawan yang telah menyelesaikan tugas, motivasi mereka untuk mengambil tantangan baru. Terapkan hadiah-hadiah unik seperti tempat parkir khusus, sandaran kursi baru, atau voucher makan siang di rumah makan yang unik.
  • Berikan skema kenaikan gaji dan bonus yang jelas, sehingga mereka bisa mengatur langkah untuk mencapainya.


Diterjemahkan dari: How To Increase Employee Prodictivity, eHow.com

Saturday 1 December 2018

Menunggu Kepulangan

"Mah, papa belum pulang ya?"

"Iya, nak, tapi sebentar lagi juga pulang kok"

"Kok, kerjanya lama sih mah?"

"Hari ini papa kerja lembur, jadi pulangnya agak malam, udah, jangan khawatir"

Waktu sudah menunjukkan pukul 20:00, disebuah rumah, seorang anak laki-laki berumur 5 tahun sedang menunggu kepulangan ayahnya yang sedang kerja lembur. Dengan ditemani oleh sang ibu, anak itu terus bertanya mengikuti rasa penasarannya dan dengan sabar penuh perhatian sang ibu menjawab satu demi satu pertanyaan lugu yang dilontarkan buah hati. Tak terasa malam semakin larut, bersama dengan sang anak yang sudah terlelap dalam mimpi, sementara sang ibu masih terjaga disampingnya.

Beberapa jam berlalu,  tak lama kemudian smartphone milik ibu itu berdering, panggilan dari sang suami, pertanda akan segera pulang dari lemburnya. Sudah menjadi kebiasaan tentunya dari pasangan suami istri ini, ketika hendak pulang dari kerja lembur, sang suami akan menyuruh kepada sang istri untuk memasak air, lalu dibuatkan teh hangat, jadi ketika sampai di rumah, teh hangat itu sudah siap untuk diminumnya.

"Hallo, mah sebentar lagi papa pulang, ini lagi di jalan, seperti biasa, buatkan papa teh hangat ya"

"Iya pah, hati-hati di jalannya"

Ketika sedang memasak air, smartphone istri itu berdering kembali, namun bukan dari sang suami. Terlihat pula yang melakukan panggilan bukan dari daftar kontak yang ada di smartphone itu, tapi dari seseorang yang belum dikenal, sebuah nomor asing. Sang istri kemudian mengangkat panggilan itu, tapi orang yang melakukan panggilan tersebut hanya diam beberapa detik, kemudian menutupnya kembali. Dengan rasa heran sang istri berpikir mungkin itu salah sambung, tak memperdulikannya kemudian melanjutkan lagi membuat teh hangat.

Pukul 11:04, sebuah cangkir putih berisikan teh hangat sudah disiapkan di ruang tamu. Sementara sang istri kembali ke kamar sang buah hati sambil menunggu kepulangan suami. Tidak berapa lama, pintu masuk rumah terdengar ada yang membuka, sang istri pun beranjak dari tempat tidur anaknya. Tapi, ia tersadar bahwa pintu rumahnya terkunci semua dan sang suami pun tak membawa kunci cadangan. Dengan rasa penasaran, bergegas ia langsung mengecek menuju ruang tamu dan yang didapatinya memang bukanlah sang suami, melainkan orang lain. Sesosok pria tegap sambil membawa linggis dan pistol di pinggannya, dengan memakai pakaian serba hitam lengkap dengan penutup wajah, kecuali sorotan matanya yang tajam masih terlihat.

Alangkah terkejutnya ibu dari satu orang anak itu dan langsung saja ia berlari menuju ke kamar sang anak sambil berteriak meminta tolong. Dengan segera ia memeluk dan menggendong sang anak untuk melindunginya. Namun sayang, pria misterius itu sudah ada di depan pintu kamar. Dengan panik, pria itu menodongkan sebuah pistol kepada ibu dan anak itu. Sang ibu hanya bisa memejamkan mata sambil memeluk dan melindungi buah hatinya.

Beruntung, sang suami datang tepat waktu, dia memukul dari belakang dan memegang tangan pria misterius itu. Sang suami dan pria itu berkelahi hebat. Sambil berpegangan, mereka saling berebut pistol itu dan suara tembakan pun terdengar 3x. "Dor,,dor,,dor,,," Akibat ribut-ribut dan suara  tembakan, beberapa warga pun berdatangan dan akhirnya pria misterius itu dapat dilumpuhkan.

 "Ada yang tertembak,,, Ambulance, panggil ambulance, cepat" Teriak seorang warga.

Beberapa saat kemudian, polisi, ambulance dan wartawan pun berdatangan. Sang buah hati pun terbangun dalam pelukan ibunya. lalu ia bertanya,

"Ibu, ada apa? Kok ramai?"

"Tidak apa-apa nak, semua baik-baik saja, ayo tidur lagi"

***

Pukul 07:00, di sebuah rumah, berkumpullah keluarga kecil yang sedang bersiap untuk melakukan aktivitas seperti biasanya, sarapan pagi bersama, sambil menonton berita harian di televisi.

"Mah, Pah, cepat lihat, ada perampokan di komplek perumahan sebelah" panggil seorang anak pada orang tuanya.

"Pemirsa, malam tadi, telah terjadi perampokan pada salah satu keluarga di kawasan perumahan elite dan mengakibatkan korban tewas"

***

Sementara, di rumah tempat kejadian, beberapa garis kuning polisi menghiasinya rumah itu. Sang anak yang menunggu kepulangan ayahnya terbangun, lalu bertanya kembali pada ibunya.

"Mah, kok dada adek sakit sih? Kalo papa udah pulang?"

"Papa udah pulang nak"

"Terus, itu air teh papa kok masih ada, belum di minum? Papa mana mah?"

"Papa ada di Rumah sakit, semalem terluka, karena melindungi kamu nak"

"Semalam ada apa mah?"

Sang ibu kemudian hanya bisa tersenyum sambil berkaca-kaca kepada sang buah hati.

"Udah, ayo nak, kita pulang"

"Emang kita dimana mah?"

"Yu, kita udah di jemput tuh"

"Itu siapa mah? Kok orang itu terang sekali"

"Itu, malaikat nak"



Friday 23 November 2018

Aku Mengerti!

Kuputar kran air yang ada di kamar mandi ini, air pun mengalir deras sambil kurasakan dengan tangan ku, begitu dingin dan jernih, segar rasanya bila berendam dalam air. Tak pikir panjang aku langsung mandi disana, menikmati kesegaran air yang entah dari mana sumber nya, tapi yang terpikir olehku itu seperti dari sumber mata air di gunung. Dan "oh sial tiba-tiba mati lampu." Ku raba sekitar untuk menemukan pakaian dan setelah itu keluar dari sana. Kemudian aku temui temanku yang sudah menunggu diluar.

"Udah ke kamar mandinya?" Tanya nya

"Udah, sih, tapi tadi mati lampu gitu di dalam." 

"Oh gitu, ya udah aku duluan pulang ya!"

Dengan tergesa-gesa dia meminta izin untuk pergi duluan. Mungkin ada keperluan mendadak atau apa, pikirku. Tanpa dia sadari ternyata barangnya tertinggal, itu sebuah pakaian basah. Ku bawa dan memasukkan barangnya kedalam tas dan akan mengembalikan nya saat bertemu dengannya nanti.

Langit sudah gelap, aku pun pergi dan melangkahkan kakiku ke sebuah mesjid yang besar untuk melaksanakan shalat berjamaah. Mesjid itu bercatkan warna merah marun tua dan memiliki tiga pintu masuk, di sebelah kanan, kiri dan belakang. Dipinggir nya terdapat beberapa anak tangga yang menuju langsung ke pintu-pintu tersebut. Selesai shalat berjamaah, aku beranjak keluar berbarengan dengan seorang pria paruh baya di sebelah kanan saya.

"Pak Haji, saya duluan yah, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullah, iya, hati-hati ya a." Jawabnya.

Aku pun berpisah di depan pintu dengan beliau yang belum aku kenal,  beliau menuju pintu belakang dan aku ke pintu sebelah kiriku yang dekat dengan parkiran. Kuturuni anak tangga, dan menoleh kearah kanan, kulihat bapak tadi pergi semakin menjauh.

Tetes air turun dari langit, kuangkat tangan kananku untuk merasakannya lagi dengan jelas.Ya, gerimis sudah membasahi bumi. Kunyalakan motorku untuk segera bergegas pulang. Hujan pun mulai turun dengan deras. Aku melalui sebuah turunan jalan yang berlubang, kerikil batu sungguh menghambat perjalanan pulangku. Dari arah depan aku melihat seseorang berlari sambil teriak, "Air,,Air,,cepat lari". Aku bertanya-tanya dalam hati, "ada apa? kenapa orang itu berlari?" Kulajukan motorku perlahan, dan semakin banyak orang yang berlari kearahku. Aku melihat ada air mengalir dibelakang mereka. Bodohnya, aku malah mengambil handphone dari dalam saku dan merekamnya. Air semakin besar dan semakin dekat untuk menerjang. Kuputar balikkan motroku, tapi, air pun datang dari arah yang berlawanan. Tak bisa berbuat apa-apa, aku tenggelam dan terombang-ambing air. Sebelum kepalaku tenggelam seluruhnya, aku mengambil nafas dalam-dalam dan mencoba berenang didalamnya. Begitu keruh air itu dan membuatku sulit melihat keadaan sekitar, kemudian kupejamkan mataku. Gelap, tak bisa merasakan apapun.

Aku terbangun, entah apa yang terjadi barusan, yang jelas aku merasa bingung, apakah aku baru bermimpi? Entahlah, tapi terasa nyata. Dan aku sudah berada disebuah tempat yang tak asing lagi bagiku. Sebuah ruangan kelas, aku melihat beberapa teman sekelas saat masih SMA, lengkap dengan pakaian putih abunya, begitu pun aku. Entah kenapa beberapa dari kami memakai topi berwana hitam dan sebagian lagi berwana putih. Ada seseorang yang bertanya padaku.

"Eh, kemana aja, kok baru keliatan?' tanyanya.

"Oh maaf, tadi diperjalanan ada banjir, aku terseret, tapi untung aku bisa berenang" jawabku.

"Banjir? Masa sih?" Sahut temanku yang lain penasaran.

"Iya, tadi pakaianku basah, sekarang udah kering lagi" jawabku lagi

Ketika aku bercerita teman-temanku hanya tersenyum lalu beberapa temanku ada yang percaya dan ada yang masih ragu atas apa yang kukatakan. Kemudian aku keluarkan handphonku dan memperlihatkan apa yang sudah kurekam saat banjir itu menerjang.

"Coba liat aja video yang kurekam beberapa detik sebelum aku terseret air" Seruku.

Mereka terdiam, kembali seperti biasa melakukan aktifitas dan melupakan apa yang kukatakan barusan. Aku masih bingung, kenapa aku ada disini, bersama dengan teman SMA ku, beserta dengan guru SD ku dulu, di dalam kelas ini. Menepis segala prasangkaku, aku tak peduli, berbaur bersama mereka, canda dan tawa yang dulu, kini kurasakan lagi bersama mereka.

Kemudian aku pulang dan berpisah dengan mereka, tapi sebelum pulang kerumah aku mampir terlebih dahulu ke rumah seorang teman. Aku bercerita tentang kejadian aneh yang sudah terjadi menimpaku.

"Barusan ada banjir, untung aku bisa berenang" ceritaku.

"Wah, dimana? Tanya temanku.

"Iya ada banjir" sahut temanku yang satunya lagi sambil berlalu dihadapanku pergi kearah dapur.

"Pas aku pulang dari mesjid, tiba-tiba ada banjir, nih liat video nya" sambil kuserahkan handphone ku.

Lama kami bercerita, tak terasa hari sudah malam dan waktu sudah menunjukan pukul 02:00 dini hari. Aku berpamitan pada temanku untuk pulang. Jalanan yang kulalui begitu gelap, hanya beberapa penerangan lampu umum yang jaraknya agak berjauhan dari satu dan yang lainnya. Dalam perjalanan itu aku merasa aneh, kemudian aku berhenti dibawah lampu umum itu, berpikir sejenak.

Kemudian, terjawab sudah beberapa pertanyaan yang membuatku bingung setelah apa yang semua terjadi.

Kini aku mengerti, Aku sudah meninggal, tenggelam oleh air, aku tak memiliki bayangan lagi!




Thursday 15 November 2018

Bangun

Lalu lalang orang melintas dengan tawa dan duka
mencurahkan semua pada sosial media
begitu enteng menghujat dengan usap jari
tapi tak pernah berpikir melihat pada diri

Bergerilya dengan brutal, tapi hanya dalam kamar
mencerca orang dan menganggap diri paling tahu dan benar
padahal apa yang dimaksud hanya opini yang samar
sebagian lain dari orang mengagap cuma mencari onar

Hentikanlah kawan, saat ini dunia begitu sensitif
buanglah hal negatif, bangundan  dominasi dengan positif
keluarkanlah pikiranmu yang lebih inovatif
kerjakan dengan nyata dan cara yang kreatif

Monday 12 November 2018

November Rain: Hutan Pinus Darmacaang

 

Memasuki awal bulan November, berbarengan disertai dengan disambutnya oleh musim penghujan. Ini mengingatkan saya pada sebuah lagu terpanjang dari Guns N' Roses yang berjdul "November Rain". Disaat musim penghujan seperti ini, akan lebih enak lagi bila dihadapkan dengan secangkir teh atau kopi, kemudian merapat dibalik jendela melihat gemerincik air yang jatuh ke bumi, ya, sambil ditemani dengan segenggam RIndu.

Hari sabtu kemarin, sahabat saya mengajak untuk menghabiskan akhir pekan pergi ke pantai. Saya menolaknya, karena sudah bosan bila harus pergi kesana lagi, tapi, saya akan ikut bila ke tempat lain asalkan tempat itu harus sejuk dan tenang. Akhirnya sahabat saya merekomendasikan sebuah tempat perbukitan yang tak cukup jauh dan saya baru pertama kali mendengarnya. Oke sepertinya menarik, saya pun meng-iya-kan nya untuk ikut, itu juga bila tidak hujan.

Beruntung, hari itu cerah, seperti mendukung kami untuk menghilangkan sejenak rasa penat dari rutinitas yang membosankan. Akhirnya kami pergi ke Objek wiasata yang bernama Hutan pinus Darmacaang, lebih tepatnya berada di Dusun Sorok, Desa Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis. Letaknya bisa ditempuh sekitar 15 menit dari Jalan Raya Nasional Cikoneng. Hutan pinus Darmacaang ini masuk dalam kawasan kaki Gunung Sawal dan termasuk kedalam wilayah milik perhutani.


Benar sekali, seperti yang saya inginkan, di tempat ini udaranya begitu sejuk, suasana yang nyaman dan tenang. Pohon pinus yang rindang dan menjulang tinggi seakan melambai pada kami agar duduk di bawahnya, atau memasang hammock yang dipasang diantara pohon pinus. Ada banyak tenda yang terpasang disana, seakan menambah warna tersendiri keindahan hutan pinus Darmacaang ini. Rupanya ada komunitas pecinta alam yang sengaja berkemah disini, saya mengira tenda-tenda itu disewakan.


Lelah dalam perjalanan membuat perut kami yang menabuh musik keroncong membawa langkah ke sebuah penjual makanan. Di area hutan pinus ini terdapat beberapa penjual makanan yang menawarkan kelezatan nasi liwet. Hidangan yang sempurna untuk menemani waktu bersantai di alam terbuka. Sebelumnya kami tidak tahu kalau penjual disana bisa menyediakan nasi liwet, alhasil kami hanya memesan mie rebus. Cocok rasanya menikmati makanan hangat di tempat yang sejuk seperti ini, pikir kami. Jika datang bersama keluarga akan lebih baik membwa bekal makanan sendiri biar tidak repot menunggu lama pesanan.

Sembari menunggu makanan kami siap, salah satu sahabat melihat seorang bapak berkaos hitam lusuh duduk di depan beberapa tikar dan hammock (tempat tidur gantung). Sahabat saya menyarankan agar menyewa tikar untuk kami bersantai di bawah pohon pinus sembari makan mie. Tak pikir lama, kami langsung bertanya dan sedikit berbincang dengan bapak itu dan menyewa satu tikar. Melihat pengunjung lain yang bersantai dalam hammock sembari berfoto ria membuat kami juga ingin menyewa hammock, selain untuk tiduran bersantai, juga untuk hunting foto, karena lumayan bagus kelihatannya. Akhirnya kami menyewa satu tikar dan dua hammcok. Biaya penyewaan tikar dan hammock sama, yaitu sebesar Rp10.000, tanpa batas penggunaan, ya, jadi tidak masalah digunakan seharian juga.


Suasana yang sejuk membuat kami releks, dari sini juga kita bisa melihat keindahan panorama wilayah Ciamis dan Tasikmalaya. Kami duduk beralaskan tikar di bawah pohon pinus, dihadapkan dengan para komunitas pecinta alam yang sedang melakukan games yang kemudian di bawahnya pemandangan langsung dari hutan pinus sambil menikmati mie yang kami pesan tadi. Kami memilih tempat itu karena memang teduh dan nyaman, tadinya kami ingin makan sambil melihat langsung pemandangan kota. Mau bagaimana lagi, nyaman aja dulu nanti juga bisa merasakan keindahannya kok. Uhuk

Selesai makan, sahabat saya tak pikir panjang lagi langsung meminta untuk di foto diatas hammock yang kami sewa tadi. Bergaya bak seorang model kami bergantian berfoto ria dengan berganti-ganti spot. Tak terasa batrei ponsel saya sudah low, sembari mencharger nya dengan power bank, saya tiduran diatas hammock. Hammock yang berayun dan mata saya tertuju keatas melihat dedaunan pohon pinus yang menari tertiup angin, saya merasa seperti balita yang sedang diayun oleh alam. sans.

Ketenangan kami terganggu ketika melihat awan sebelah selatan sudah mulai menghitam, pertanda akan segera turun hujan. Terpaksa selepas shalat dzuhur kami harus segera pulang, jangan sampai kehujanan ketika masih diatas, karena jalan saat kami turun akan menjadi licin. Meski buru-buru agar tidak kehujanan, tetap saja pas di alun-alun cimais kami kehujanan. Yah, singkat memang tapi cukup lah untuk merilekskan jiwa kami. Kalian juga harus mencobanya mengunjungi Hutan pinus Darmacaang ini, walupun tidak begitu luas, cocok untuk kalian yang mencari ketenangan.


Tuesday 6 November 2018

Cara Sedehana Melatih Kesabaran

Saya mau sedikit berceloteh pada hari ini, tentang cara sederhana dalam melatih kesabaran. Tapi, lebih tepatnya apa yang saya alami hari ini adalah penuh dengan kesabaran.

Sebenarnya ada banyak cara sedehana dalam melatih kesabaran. Tapi, saya akan ambil satu contoh, cara sederhana yang dimaksud adalah menunggu antrian, apapun itu bentuknya dan dimana pun itu berada. Tentunya itu suatu hal yang membosankan, apalagi saat kita sedang terburu-buru atau harus melakukan hal yang penting lainnya tapi kita harus menunggu, mungkin kita akan menggerutu bila terlalu lama. Memang, budaya antri itu tidak salah, malah sangat bagus sekali untuk ketertiban.

Antri, cocok sekali untuk melatih kesabaran kita. Jika mulai bosan dalam menunggu antrian, cobalah siasati dengan aktivitas kecil, semisal membaca berita lewat gadget, main game, sesekali menyapa atau basa basi dengan orang dan kalau bisa cobalah melatih kepekaan diri sendiri terhadap sekitar. Ingat, asal jangan tiba-tiba senam lantai ditempat aja, kenapa? Ditangkap satpam dong.

Apa yang saya alami hari ini, seperti biasa saya harus ke beberapa bank untuk melakukan suatu keperluan atau kewajiban kantor. Sudah biasa sih dengan hal yang menjengkelkan seperti ini, terlalu lama menunggu dalam antrian. Oke, bukan hanya satu bank. Siip

Di salah satu bank yang selalu penuh ketika awal bulan, tempat yang saya datangi pertama. Masih pagi dan mood masih bagus, bersama sabar dengan sebatas wajar dalam menunggu. Dalam antrian itu saya mencoba peka pada sekitar, sambil menulis tulisan yang sedang kalian baca saat ini. Ada beberapa hal menarik dan lucu jika memperhatikan orang didekat kita saat mengantri.

Disebelah kanan saya misalnya, ada seorang anak yang masih memakai seragam SD bersama dengan ibunya yang duduk disebelahnya. Anak itu memutar lagu dari gadget ibunya dan setelah ibu itu mengambil kembali gadget dari anaknya, anak itu terus menyanyikan lagu tersebut, hanya reff nya saja dan itu tidak selesai-selesai, entah lagu apa, saya juga belum hafal. Sampai akhirnya mereka beranjak dipanggil antrian, anak itu masih menyanyikan nya.

Sedangkan di belakang saya, duduk 2 orang cewe yang sedang asyik mengobrol. Mereka berbincang mengenai celana warna hitam yang baru dibeli oleh salah satu dari cewe itu. Katanya sedang diskon. Kemudian berlanjut ghibah in orang. Lol. Bukan bermaksud menguping, tapi memang kedengaran karena agak keras mereka berbincang. 

Disebelah kiri saya duduk pula seorang cewe berhijab, yang memegang gadget, kemudian diam-diam memotret ke arah depan. Kenapa saya tahu? Berbunyi "cekrek" coy. Lalu sibuk sendiri mengetik gadget nya dan sepertinya untuk meng up date story Instagram atau WhatsApp.

Saya masih menunggu.. 


Dan, akhirnya saya keluar dari bank itu 

Jika sudah biasa dalam menunggu antrian, kenapa tadi bilang hari ini penuh kesabaran? sebelum melanjutkan ke bank selanjutnya, dalam jeda waktu, saya shalat dhuhur dahulu di mesjid. Dan apa yang terjadi? Oke, sepatu saya hilang dicuri orang. Bukan menggantikan, karena memang tidak ada sepatu atau sandal lainnya. Alhasil, saya nyeker kembali ke kantor menggunakan sepeda motor dan memakai sandal musholla kantor, kemudian kembali lagi ke bank selanjutnya sembari mengomel dalam hati. Kesal memang, menghancurkan mood hari ini.

Di bank ke dua yang saya datangi, saya sudah mulai bosan dan tidak tenang dalam menunggu antrian. Buka Twitter, close, buka YouTube, close, gitu terus sampe baterai 19%. Untuk melanjutkan tulisan ini pun sudah enggan. 

2,3,4,5, akhirnya sudah selesai dan tak perlu lama dalam menunggu. Ya, bagi saya hari ini penuh dengan kesabaran, selain harus berbosan ria dalam menunggu, juga harus merelakan sepatu. Tapi,
Lebih baik merelakan sepatu daripada merelakan rindu yang tak kunjung temu. Huffft

Sore hari, sambil ditemani roti, bersama dengan awan yang sudah mendung, saya menyelesaikan celotehan dalam tulisan ini.

Kesabaran memang perlu dilatih, salah satunya seperti yang saya katakan, menunggu antrian.

Thursday 30 August 2018

Merayakan di Atap Jawa Barat

 

Ini adalah sebuah perjalanan, lebih tepatnya pendakian gunung tertinggi di Jawa Barat, Mt. Ciremai, 3078 MDPL, yang terletak di antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Dan ini merupakan pendakian gunung pertama bagi saya.

Bukan rencana untuk melakukan pendakian ke sana. Pada awalnya teman saya memposting di story WhatsApp, akan melakukan pendakian ke Buffalo Hill yang terletak di Garut. Saya merasa harus ikut setelah melihat waktu untuk melakukan perjalanannya, pas sekali, momentum yang tepat dan kapan lagi, ujar saya.
Selain itu tempatnya juga terlihat indah dan bagus sekali.

Dua hari sebelum pemberangkatan, saya mendapat kabar dari teman bahwa tujuan ke Buffalo Hill tidak jadi karena ada suatu permasalahan internal disana. Bukan berarti pendakian dibatalkan, tapi dialihkan tujuannya menjadi ke Gunung Ciremai. Mendengar itu saya biasa saja, ayo ayo saja kemanapun pendakiannya. Setelah tahu, searching-searching dan bertanya pada teman, saya agak kaget mendengar tentang gunung itu, yang juga merupakan gunung tertinggi di Jawa barat. Karena memang pengetahuan saya tentang gunung masih kurang, apalagi soal yang tertinggi antar provinsi.

Ada banyak pertanyaan dikepala saya, apakah saya kuat? Apakah saya mampu? Apakah saya bisa sampai? dengan pengalaman minim saya tentang pendakian gunung. Tapi tekad awal saya sudah bulat, kemanapun tujuannya saya harus ikut, kapan lagi, tutur saya.

Hari Jumat tanggal 17 Agustus 2018 pukul 19:00 WIB, kami berkumpul di salah satu teman dan itu merupakan titik memulai pemberangkatan. Oh iya, kami menggunakan sepeda bermotor dan total ada 13 orang termasuk saya yang akan melakukan pendakian, 11 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Kemudian, kami dibagi menjadi 2 regu. Regu pertama terdiri dari 9 orang dan berangkat pukul 20:00 WIB. Jika kalian bertanya kenapa harus dibagi 2 regu? Karena ada salah satu teman yang mendadak ingin ikut melakukan pendakian, sehingga harus mempersiapkan peralatan pribadinya terlebih dahulu, alhasil regu ke 2 berangkat pukul 22:00 WIB. 

Dari beberapa jalur yang bisa dilalui untuk melakukan pendakian, kami memilih pendakian via Apuy, yaitu dari kabupaten Majalengka. Jalur itu merupakan jalur terdekat dengan kota kami, kota Banjar Patroman. Kami sampai di Majalengka kurang lebih sekitar pukul 23:00 WIB dan beristirahat di sebuah mesjid Jami. Di teras mesjid kami beristirahat sambil menunggu regu 2.

Singkat cerita kami kembali melakukan perjalanan pukul 05:30 WIB menuju basecamp. Belum saja sampai puncak, bahkan memulai pendakian, perjalanan kami menuju basecamp suhu udara disana sudah terasa dingin sekali bagi saya. Entah bakal sedingin apa suhu di puncak sana, saya khawatir akan terkena hipotermia, pikir saya. Tapi yang saya tahu, untuk mengatasinya adalah dengan banyak bergerak, tidak terlalu lama diam/istirahat.

Oke, kami semua sudah lengkap. Di basecamp kami beristirahat sejenak, sarapan, mengecek kembali barang bawaan dan registrasi pendakian. Dari situ saya baru tahu, ternyata bukan saya saja yang pertama kali melakukan pendakian, ada sekitar 6 orang yang memang baru pertama kalinya. Dalam persiapan itu mereka yang sudah pernah atau berpengalaman melakukan pendakian sharing-sharing dengan kami yang baru pertama kali melakukan pendakian. Ya, bermanfaat sekali bagi kami.

Sabtu, 18 Agustus 2018, Pukul 09:00 WIB kami mulai melakukan pendakian. Awal perjalanan menuju pos 1 medannya tidak begitu sulit dan terjal, tapi yang menjadi kendala pertama adalah masalah pernapasan. Memang, saat kami melakukan pendakian adalah ketika sedang musim kemarau, alhasil banyak sekali debu yang beterbangan, sehingga menyulitkan kami dalam mengatur pernapasan dan akibatnya itu membuat kami mudah sekali haus, sedangkan kami harus hemat dalam menggunakan air. Sebelum melakukan pendakian kami diberi arahan dan peringatan terlebih dahulu oleh petugas di basecamp, bahwa air yang kami bawa benar-benar harus cukup, sampai kami turun gunung kembali. Karena di atas gunung tidak ada persediaan air untuk minum. Sulit memang jika harus menahan haus.

Kekhawatiran pertama saya muncul kembali, tapi itu semua saya tepis dengan semangat. "Semangat, bahwa saya harus bisa sampai di atap Jawa Barat dan merayakannya disana." 

Ditengah-tengah pendakian, kami bertemu dengan banyak rombongan lain yang melakukan pendakian, baik itu yang baru mulai naik gunung maupun yang turun gunung. Mereka yang turun gunung mungkin sudah merayakannya, merayakan hari kemerdekaan republik Indonesia di puncak sana, sebuah momen yang cukup populer dikalangan para pendaki, terlebih setelah adanya film 5cm. Setiap kami berpapasan dengan mereka yang turun gunung ataupun dengan mereka yang baru naik dan mendahului ketika kami beristirahat sejenak, mereka selalu menyapa, memberikan semangat, walaupun ada yang berupa candaan, seperti, "semangat kang di atas ada Via Vallen, ahaha" dan ataupun memberikan sebuah "tos". Ya, setidaknya itu memberikan sedikit energi untuk kami agar lebih semangat lagi mencapai puncak.

Dan saya semakin paham, sedikit perhatian yang kita terima terdapat berjuta makna didalamnya yang bisa membangkitkan kepercayaan diri seseorang. Itu lebih baik, daripada orang yang tahu dan mengingat sesuatu hal penting tapi acuh seolah melupakannya. Diem-diem bae.

Menuju pos 2, medan sudah mulai terasa semakin berat dan terjal, rasanya ingin sekali cepat untuk sampai di atas sana. Jika diibaratkan, rasa itu anggap saja sebagai "harapan" kita, untuk mecapai apa yang kita inginkan, pertama harus sabar dengan apa yang ada di depanmu, kaki harus tetap melangkah meski jalan yang dilalui pongah. Dan, ya, nikmati saja perjalanan itu, berat itu, lelah itu, emosi itu.

Dalam perjalanan, kami banyak berbincang untuk mengatasi lelah dan bosan dalam menghadapi medan, dan satu lagi yang membuat kami lega atau bersemangat kembali adalah sebuah tanda atau papan petunjuk yang menjelaskan berapa lama lagi waktu untuk mencapai pos selanjutnya.


Pukul 15:00 WIB lebih, Pos 5, kurang lebih 6 jam pendakian berat telah kami lalui, dan itu belum sampai puncak. Akhirnya kami sampai juga, tempat dimana kami akan mendirikan tenda, tempat dimana kami akan beristirahat sekaligus untuk bermalam. Sebenarnya di tiap pos juga banyak orang yang mendirikan tenda, Jika bertanya kenapa harus di pos 5? Karena itu pos terakhir yang bisa atau diizinkan untuk mendirikan tenda dan bermalam, sebelum akhirnya sampai di puncak, dan pos-pos selanjutnya tidak diizinkan untuk bermalam dikarenakan suhu yang ekstrim ketika malam hari.

Malam yang indah, serasa dekat rasanya dengan angkasa, rimba nya bintang dan sunyi yang mengisyaratkan bahwa kita harus merefleksikan diri sejenak keluar dari hingar bingar kegaduhan kota. 

Minggu, 19 Agustus 2018, kurang lebih pukul 03:30 WIB, pagi buta kami melanjutkan pendakian menuju puncak Ciremai. Kami termasuk rombongan yang santai, memang wajar, sebagian dari kami baru pertama melakukan pendakian, sehingga tidak terburu-buru untuk sampai puncak, yang penting adalah keselamatan. Satu yang perlu diingat, tujuan dari mendaki adalah pulang kembali ke rumah dengan selamat. Sedangkan rombongan lain yang mendirikan tenda bersama kami di pos 5 sudah berangkat menuju puncak sejak pukul 02:00 WIB, karena yang mereka incar adalah menyaksikan indahnya matahari terbit atau Sunrise. Tinggal beberapa jam lagi, tinggal sedikit lagi padahal untuk sampai mencapai puncak, tapi kali ini medannya lebih berat dari sebelumnya, lebih curam dan banyak bebatuan didepan kami, sehingga harus menambah lagi kewaspadaan dan hati-hati dalam berpijak. Hanya kesabaran yang kami tanamkan, cepat atau lambat pasti akan sampai, perjuangan ini tidak akan sia-sia. Sama, anggap saja seperti sedang memperjuangkan cinta. Naon? Teu. :(

Kurang lebih sekitar pukul 06:40 WIB, akhirnya kami sampai di atap Jawa Barat, puncak Ciremai. Ada kepuasan tersendiri ketika  di atas sana, seperti rasa lega setelah penantian panjang. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda, tapi saya yakin mereka juga sama, ketika sampai di puncak, ada rasa bangga pada diri sendiri, ada perasaan campur aduk yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasa lelah dan sabar yang selalu menemani kini akhirnya terbalaskan dengan keindahan negeri di atas awan. Begitulah kami menyebutnya, yang terlihat hanya hamparan awan putih yang membentang luas. Amazing.

Sekarang sudah ada di puncak, lalu apa? Merayakannya di puncak? Bisa dibilang begitu, tapi yang saya maksud bukan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia seperti yang lainnya.

Bagi saya, lebih dari itu, berada di atap Jawa Barat pada waktu tersebut adalah hari yang spesial. Sudah saya bilang sebelumnya, pas sekali, ini momentum yang tepat, kapan lagi bisa kesana. Jika kalian bertanya, kenapa? Karena, hari itu adalah hari ulang tahun saya. Dan teman-teman saya, rombongan saya tidak ada yang tahu ini hari ulang tahun saya, karena kami belum lama saling mengenal. Ini adalah hadiah, ini adalah surprise, dari saya untuk saya sendiri, orang pertama sebelum orang lain. Daripada menunggu dari orang lain, yang belum tentu pasti, ya, lagian siapa? Pikirku. Lebih baik ciptakan sendiri dengan cara yang baru atau belum pernah dilakukan, dengan sesuatu yang berbeda, dengan adrenalin, sekaligus dengan menantang diri sendiri. 

Sebenarnya sejak pertama mulai pendakian, itulah awal dari merayakan, yaitu, berproses menuju puncak, apa saja yang sudah dilalui, bagaiman perjuangan dalam kesabaran itu, sangat saya nikmati. Jika ketika memulai pendakian sudah merayakannya, lalu apa maksud dari merayakan di atas sana? Yes, hal itu adalah bersyukur, di atas sana saya takjub serta banyak bersyukur. Indahnya negeri di atas awan, takjub saya, hanya bisa berucap "MasyaAllah". Kemudian bersyukur masih diberi kesehatan dibertambahnya umur saat ini, bersyukur masih di beri kesempatan bisa melihat satu dari miliaran lebih atas ciptaan-Nya dan kebesaran-Nya. Bukan hanya karena sudah di atas sana saja, tapi proses menuju pun harus tetap bersyukur. Enjoy

Saya berdoa di atas sana, saya ingin melihat lebih banyak lagi atas ciptaan dan Kebesaran-Nya, ingin melihat dunia ini lebih luas lagi, dengan kaki ini, mata ini dan hati ini. Begitulah yang saya rasakan pada saat itu, terlebih lagi ingin melihat dan merasakannya bersama dengan orang tersayang yang telah menjadi ketetapan-Nya. Memang, sebelum mencapai hal besar itu semua, harus dari hal yang terkecil dulu dan melihat sekeliling atau sekitar  kita. Ada satu hal yang belum dan ingin saya lakukan, yaitu, melihat keindahan bawah samudera, apapun itu namanya snorkeling/free diving/scuba diving. Jika saya melakukannya mungkin teman-teman saya akan menyebut sebagai manusia ikan, seperti dalam sebuah komik. hahaha

Pendakian ini saya jadikan sebagai cerminan bagaimana kita hidup, agar lebih banyak bersyukur dan jangan lupakan, hargailah dari setiap proses itu. Karena ketika kita sampai di atas sana, tujuan hidupmu, cita-citamu, kita akan mengingat kembali bagaimana proses dari perjuangan itu, dan itu akan terasa nikmat sekali.

Akhirnya, sekitar pukul 13:00 WIB, dari pos 5, kami turun gunung, sudah banyak pula rombongan lain yang sudah meninggalkan pos.
Dalam perjalanan turun saya mengecek handphone, memeriksa notif, sekedar ingin melihat siapa saja yang 'ada'. Nothing, saya lupa ternyata handphone saya aktifkan dalam mode penerbangan. Itu saya lakukan karena di sana tidak ada sinyal dan untuk menghemat baterai maka saya aktifkan mode penerbangan. Mungkin malam hari atau keesokan harinya saya bisa mengeceknya.

Tak apa, yang penting saya sudah melakukannya, merayakan di atap Jawa Barat, dengan lelah, kesetiaan, perjuangan, kesabaran dan nikmati di setiap proses itu.

Selama perjalanan pendakian itu, mulai dari naik sampai dengan turun gunung, saya jadi banyak belajar hal, selain seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya juga belajar tentang bagaimana manajemen waktu, manajemen tenaga dan manajemen logistik. Artinya bahwa hidup itu tidak asal-asalan tapi harus terencana, itu tentang kedisiplinan. Okesiap.

Dan satu lagi, pendakian ini membuat saya ketagihan.